Lukisan
Gua adalah bentuk seni pertama yang telah diciptakan manusia. Menandakan bahwa
manusia sudah bisa berpikir secara simbolik dan menuangkannya pada sebuah
lukisan, Lukisan gua menceritakan kemajuan peradaban manusia saat itu, Menurut
Roder dan Galis , yang menyelidiki lukisan gua di Papua, Lukisan itu bertailan
dengan upacara penghormatan nenk moyang, upacara penguburan, inisiasi, dan
mungkin juga keperluan ilmu dukun, untuk minta hujan dan kesuburan, atau
memperingati suatu kejadian yang penting (Marwati Djoened Poesponegoro;2008,
185).
Beberapa Lukisan awalnya memang nampak kasar. Namun, semakin
lama lukisan – lukisan tersebut berevolusi menjadi hidup dan realistis. Periode
puncak dalam sejarah lukisan gua biasa disebut periode Magdalenian. Lukisan
Magdalenian telah ditemukan di berbagai tempat di dunia, namun paling banyak
ditemukan di Spanyol dan Perancis. Di Indonesia, lukisan – lukisan gua dapat
ditemukan di Papua, Maluku, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara.
A. Persebaran di luar Indonesia
Perkembangan Lukisan gua di luar Indonesia seperti; di Eropa misalnya di Italia, Spanyol, Perancis dan Afrika. Di wilayah Asia misalnya terdapat di India, Thailand dlll, serta di Australia. Lukisan yang terdapat di beberapa Negara tersebut diperkirakan sebagai hasil kebudayaan masyarakat yang hidup dan berburu dan mengumpulkan makanan pada tingkat sederhana hingga tingkat lanjut. Keberadaan Seni Cadas di luar Indonesia menandakan bahwa kebudayaan yang berkembang di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kebudayaan yang berkembang di belahan dunia lain.
Perkembangan Lukisan gua di luar Indonesia seperti; di Eropa misalnya di Italia, Spanyol, Perancis dan Afrika. Di wilayah Asia misalnya terdapat di India, Thailand dlll, serta di Australia. Lukisan yang terdapat di beberapa Negara tersebut diperkirakan sebagai hasil kebudayaan masyarakat yang hidup dan berburu dan mengumpulkan makanan pada tingkat sederhana hingga tingkat lanjut. Keberadaan Seni Cadas di luar Indonesia menandakan bahwa kebudayaan yang berkembang di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kebudayaan yang berkembang di belahan dunia lain.
B.
Persebaran di Indonesia
Di Indonesia, lukisan gua merupakan hasil kebudayaan yang berkembang pada masa berburu tingkat lanjut, dan ditemukan di daerah Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku, Papua, dan Kalimantan. Lukisan gua merupakan bukti sejarah kemampuan manusia yang menggambarkan sebuah hasil ekspersi dalam dan gagasan dalam bentuk visual yakni lukisan.
Di Indonesia, lukisan gua merupakan hasil kebudayaan yang berkembang pada masa berburu tingkat lanjut, dan ditemukan di daerah Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku, Papua, dan Kalimantan. Lukisan gua merupakan bukti sejarah kemampuan manusia yang menggambarkan sebuah hasil ekspersi dalam dan gagasan dalam bentuk visual yakni lukisan.
Lukisan gua di Sulawesi
Daerah Sulawesi Selatan memiliki sejarah yang panjang, baik yang
bersifat lokal maupun nasional, dengan berbagai peninggalannya.
Peristiwa pembunuhan massal (40.000.000 jiwa) oleh Westerling
(selanjutnya disebut sebagai “Peristiwa Westerling”) misalnya, peristiwa
itu tidak akan terlupakan, khususnya oleh orang Sulawesi Selatan dan
umumnya masyarakat Indonesia. Sulawesi Selatan tampaknya tidak hanya
menyimpan berbagai peninggalan sejarah, tetapi berbagai peninggalan
prasejarah. Peninggalan-peninggalan itu (berupa artefak) yang terdpat di
berbagai gua yang ada di sana, salah satu diantaranya adalah
lukisan-lukisan yang terdapat pada dinding-dinding gua.
Penemuan lukisan gua di Sulawesi Selatan untuk pertama kalianya
dilakukan oleh C.H.M. Heeren-Palm pada tahun 1950 di Leang PattaE,
walapun memang tidak menuntut kemungkinan bahwa masyarakat sekitar sudah
mengenal jauh sebelum itu. Di gua ini ditemukan cap-cap tangan dengan
latar belakang cat merah. Barangkali ini merupakan cap tangan kiri
perempuan. Ada pun cap-cap tangan tangan ini dibuat dengan cara
merentangkan jari-jari tangan itu di dinding gua kemudian ditaburi
dengan cat merah. Digua tersebut juga ditemukan lukisan seekor babi rusa
yang sedang melompat dengan panah di bagian jantungnya. Barangkali
lukisan semacam ini dimaksudkan sebagai suatu harapan agar mereka
berhasil berburu di dalam hutan. Babi rusa tadi digambarkan dengan
garis-garis horizontal bewarna merah (Poespoenegoro, 2008: 187).
Sebenarnya lukisan-lukisan yang ada di dinding gua-gua di Sulawesi
Selatan tidak hanya berupa cap tangan, tetapi masih banyak yang lainnya
seperti babi hutan, ikan, perahu, dan manusia. Lukisan cap tangan
merupakan yang dominan, ditemukan tidak hanya di Sulawesi Selatan,
tetapi di berbagai wilayah Indonesia bagian Timur lainnya dan Pasifik.
a) Gua – gua dan lukisan yang ada didalamnya
Maros dan Pangkep adalah 2 kabupaten dari 20 kabupaten yang tergabung di wilayah n Sulawesi Selatan. Di sepanjang jalan yang menghubungkan antar kabupaten itu banyak ditemukan gua – gua beserta peninggalan – peninggalan yang berupa artefak prasejarah. Gua – gua itu, diantaranyaadalah: Leeang Pattae, Cacondo, Uleleba, Balisao dan Pattakare. Para arkeolog yang melakukan penelitian di gua – gua terseb, kuhusnya yang ada di Kabupaten Maros dan Pangkep, menemukan berbagai peninggalan zaman prasejarah yang tidak hanya berupa peralatan dari batu dan tulang – tulang, tetapi juga lukisan – lukisan kuno. Analisi Kokasih (1983) menyebutkan bahwa lukisan itu dibuat kerika manusiah sudah menetap, karena ketika manusia prasejarah masih nomadn (berpindah – pindah tempat) keselamatan relatif tidak terjamin, sehingga lukisan tidak ditemukan.
Kehidupan menetap itu sendiri, khususnya di Sulawesi Selatan, baru di mulai ketika mereka (manusia prasejarah) menemukan gua – gua dianggap cocok sebagai tempat berlindung untuk menghindari serangan binatang – binatang buas yang ada di Sulawesi Selatan sekitar 5500 SN. Ketika itu sistem mata pencaharian yang mereka lakukan adalah berburu dan meramu. Tidak semua gua dijadikan sebagai tempat tinggal. Hanya gua yang luas, kering, memiliki cahaya yang cukup, dan dekat dengan sumber kebutuhan sehari – hari yang mereka pilih sebagai tempat tinggal.
b) Corak Lukisan
Bentuk dan coraknya bervariasi; ada yang berupa tangan laki – laki, tangan perempuan dan tangan anak – anak dengan bentuk berbeda – beda: ada yang hanya memeperlihatkan telapak tangan, sampai siku, bahkan ada juga yan memperlihatkan cap tangan yang salah satu jarinya dipotong. Adapun cara membuatnya adalah dengan menempelkan (telapak tangan) ke dinding, kemudia menyemprotnya dengan cairan merah yang dibuat dari oker (hametite).
Lukisan tangan pada dinding gua
Intinya pada masa lalu nenek
moyang kita telah mengenal cara berpikir simbolik melalui sebuah bentuk
pemikiran dan gagasan yang akhirnya bisa diaplikasikan dalam sebuah lukisan
yang memiliki arti dan dapat menceritakan bagaimana kehidupan pada masa itu,
untuk lebih tahu mengenai lukisan gua, silahkan kunjugi blog referensi
postingan ini :
- http://wacananusantara.org/lukisan-gua-prasejarah-sebuah-simbol-kehidupan-manusia-pada-zaman-prasejarah/
- http://kabarmasasilam.blogspot.com/2012/11/lukisan-gua-simbol-kehidupan-prasejarah.html
Thanks ya gan blog ini membantu saya sekali .................
BalasHapusbisnistiket.co.id